Sunat Perempuan, Apa Perlu Dilakukan?

Sunat Perempuan, Apa Perlu Dilakukan?

Praktik sunat memang lumrah dilakukan pada laki-laki demi alasan kesehatan. Namun, tahukah kamu kalau beberapa daerah di dunia bahkan di Indonesia masih mempertahankan tradisi sunat perempuan hingga sekarang? Alasannya pun beragam. Mulai dari mengikuti perintah agama hingga mempertahankan tradisi. Tapi, adakah manfaat kesehatan di balik praktik ini?

World Health Organization (WHO) mencatat tradisi sunat perempuan kebanyakan terjadi di negara-negara Afrika, Timur Tengah, dan beberapa negara di Asia dengan angka 120 hingga 140 juta perempuan di 28 negara. Sedangkan di Indonesia, data dari UNICEF 2013 menunjukkan bahwa Gorontalo, Bangka Belitung, Banten, Kalimantan Selatan, dan Riau adalah daerah dengan praktik sunat perempuan tertinggi.

Benarkah angka yang mencengangkan untuk praktik sunat perempuan ini dibarengi dengan manfaat kesehatan yang sepadan? Berbarengan dengan momen Hari Internasional Nol Toleransi Bagi Praktik Sunat Perempuan ini, yuk kita cek fakta medisnya C’Lifers!

 

Pandangan WHO terhadap sunat perempuan

Menurut WHO, sunat perempuan termasuk ke dalam mutilasi genital perempuan dengan melibatkan prosedur mengubah atau menyebabkan cedera pada organ genital perempuan. Prosedur ini termasuk pengangkatan sebagian atau seluruh genitalia eksternal perempuan. Ada 3 tipe mutilasi genital wanita, yaitu Klitoridektomi, Eksisi, dan Infibulasi yang dilakukan untuk alasan medis. Namun, praktik sunat perempuan yang dilakukan untuk tujuan non-medis seperti menusuk, mengiris, mengikis, dan membakar daerah genital beresiko tinggi menyebabkan berbagai masalah kesehatan.

Lantas, apa saja bahaya kesehatan yang mengintai di balik sunat perempuan?

Menurut WHO, sunat pada anak perempuan tidak memiliki manfaat kesehatan dan berisiko menimbulkan masalah buang air kecil hingga pendarahan hebat. Selain itu, sunat perempuan juga menghilangkan dan merusak jaringan genital yang sehat dan normal. Perempuan juga rentan mengidap kista, infeksi, serta komplikasi dalam persalinan dan meningkatkan risiko kematian bayi baru lahir. Risiko-risiko tersebut pun akan meningkat seiring dengan tingkat keparahan prosedur.

Menjaga tradisi memang penting ya, C’Lifers. Namun, jika ternyata tradisi tersebut berbahaya dan tidak mendatangkan manfaat kesehatan, apakah masih harus dipertahankan?

Selamat memperingati Hari Internasional Nol Toleransi Bagi Praktik Sunat Perempuan.

 

Lindungi keluarga anda dari risiko finansial karena masalah kesehatan dengan membeli produk asuransi di www.ciputralife.com.

 

 

 

# Harap berhati-hati dengan penipuan yang mengatasnamakan Ciputra Life
# PT. Asuransi Ciputra Indonesia terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan