Tak hanya orang dewasa dan lansia, generasi milenial serta Z memiliki resiko kesehatan yang tak kalah mengkhawatirkan. Pola hidup yang tidak sehat hingga tekanan sosial menjadi beberapa faktor yang memicu terjadinya penyakit anak muda.
Apa saja penyakit remaja laki-laki dan perempuan yang perlu kamu waspadai?
Key Takeaway:
-
Usia muda tidak menghilangkan resiko penyakit kronis
-
Kanker, obesitas, hingga gangguan mental adalah contoh penyakit pada anak muda
-
Asuransi sejak dini bisa membantu meminimalisir resiko kesehatan yang mengintai
1. Diabetes
Penyakit remaja perempuan dan laki-laki satu ini termasuk kondisi kritis. Ada 2 jenis diabetes yang mengintai korban tanpa pandang usia, yakni tipe 1 dan 2.
Faktanya, WHO mengingatkan bahwa terjadi pergeseran tren penderita diabetes. Populasi usia muda yang terjangkit diabetes terus meningkat hingga 8,5%
2. HIV/AIDS
Tahun 2018, pengidap HIV di Indonesia dengan rentang usia di bawah 19 tahun terus meningkat yakni 2.881 orang. Jumlah ini meningkat lebih dari 75% daripada tahun 2010 yang tercatat sebanyak 1.622 orang.
Penyebaran virus ini terkait dengan faktor perilaku dan kurangnya edukasi pada anak dan remaja. Jika kamu tidak waspada dalam bergaul maka potensinya akan semakin besar.
3. Kanker Serviks
Menurut Globocan (Global Burden of Cancer Study) dari WHO ada 36.633 kasus kanker serviks baru di Indonesia tahun 2020. Tidak sedikit pasien berusia belia, di bawah 21 tahun menjadi korban karena kontak seksual di usia muda.
Ini harus menjadi concern anak muda untuk mengurangi ketidakstabilan finansial akibat penyakit kronis.
4. Gangguan Mental
Masalah kesehatan mental menjadi topik hangat dalam beberapa tahun terakhir. Temuan WHO menyatakan bahwa 1 dari 4 remaja di usia 16 hingga 24 tahun menderita gangguan kesehatan jiwa.
Riset dari The Conversation juga menunjukkan remaja di Indonesia mengalami tantangan untuk beradaptasi dalam kehidupan. Mulai dari sulitnya mengatur keuangan dan waktu, rasa kesepian, dan lain sebagainya.
5. Obesitas
Hasil Riset Kesehatan Dasar Kemenkes menunjukkan jumlah penderita obesitas di usia muda mengalami peningkatan. Tahun 2010 sekitar 11,7% dan tahun 2018 menjadi 21,8%.
Angka ini cukup mengkhawatirkan. Apalagi konsumsi makanan dengan kandungan gula, garam, dan lemak semakin besar. Saat obesitas, maka resiko penyakit remaja jompo seperti diabetes, jantung, dan ginjal semakin meningkat.
Selain menjalani pola hidup sehat, kamu juga perlu mengantisipasi masalah kesehatan dengan asuransi. Eksistensi asuransi akan membantu meminimalisir resiko seperti keluarga kehilangan tulang punggung, kehilangan pendapatan, hingga biaya pengobatan.
Meskipun masih muda, tidak ada salahnya jika kamu mulai berasuransi. Mulai proteksi dan dapatkan perlindungan kesehatan sepanjang tahun dengan biaya premi mulai dari Rp16.000* dari Asuransi Kesehatan Receh.
Sumber:
https://lifestyle.kompas.com/read/2020/12/01/142349220/remaja-rentan-tertular-hiv-aids-ini-yang-perlu-diketahui?page=all
https://rsprespira.jogjaprov.go.id/kanker-dan-serba-serbinya-hari-kanker-sedunia-2022/
https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S1056499317300019?via%3Dihub
https://www.mdpi.com/1660-4601/18/8/4046/htm